31Resume
Resumerrrrrr
Resume : Modul F KP 3
Teknik Pengambilan Gambar
Bergerak
1. Sudut
pengambilan gambar (camera angle)
Sudut
kamera di bagi menjadi 3 jenis yaitu sudut kamera obyektif, subyektif dan point
of view.
a. Sudut kamera obyektif
Adalah kamera dari sudut pandang penonton
outsider, tidak dari sudut
pandang pemain tertentu. Angle kamera
obyektif tidak mewakili siapapun.
Penonton tidak dilibatkan, dan pemain tidak
merasa ada kamera, tidak
merasa ada yang melihat.
- Bird eye view
Teknik pengambilan gambar yang
dilakukan dengan ketinggian kamera berada
di atas ketinggian objek. Hasilnya
akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan
berserakan.
- High angle
Sudut pengambilan dari atas
objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat
kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
- Low angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek
sehingga mengesankan objek
jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan
dramatis yaitu nilai agung/prominance,
berwibawa, kuat, dominan
- Eye level
Sudut pengambilan gambar
sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan
tangkapan pandangan mata seseorang.
Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
- Frog eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian
kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah.
Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
b. Sudut.
kamera subyektif
Kamera dari sudut pandang penonton yang
dilibatkan, misalnya melihat ke penonton. Atau dari sudut pandang pemain lain,
misalnya film horor.
Angle
kamera subyektif dilakukan dengan beberapa cara:
- Kamera berlaku sebagai mata penonton untuk menempatkan mereka dalam adegan, sehingga dapat menimbulkan efek
dramatik
- Kamera berganti-ganti
tempat dengan seseorang yang berada dalam gambar. Penonton dapat menyaksikan suatu hal
atau kejadian melalui mata pemain tertentu.
- Kamera bertindak sebagai mata dari
penonton yang tidak kelihatan. Seperti presenter yang menyapa pemirsa dengan
memandang langsung ke kamera. Relasi pribadi dengan penonton bisa dibangun
dengan cara seperti ini.
c. Sudut kamera point of view
Yaitu suatu gabungan antara obyektif dan
subyektif. Angle kamera p.o.v diambil sedekat
shot obyektif dalam kemampuan meng-approach sebuah shot
subyektif, dan tetap obyektif. Kamera ditempatkan pada sisi pemain subyektif,
sehingga memberi kesan penonton beradu pipi dengan pemain yang di luar layar.
2. Bidang
pandang pengambilan gambar (frame size)
Dalam mengatur komposisi, seorang
kameramen harus mempertimbangkan di
mana dia harus menempatkan obyek yang
diharapkan akan menjadi POI (Point of Interest atau obyek utama yang
menjadi pusat perhatian) dan seberapa besar ukurannya dalam frame. Kesimpulannya
komposisi shot atau biasa disebut dengan shot size adalah pengukuran
sebuah gambar yang ditentukan berdasarkan objek, pengaturan besar dan posisi
objek dalam frame (bingkai),dan posisi kamera yang diinginkan. Terdapat
beberapa shot dasar yang sering digunakan dalam pengambilan gambar, antara lain
:
a. Extreme long shot (ELS) Gambar diambil
dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya.
b. Very Long shot (VLS)
Gambar
dengan teknik VLS ini mempunyai komposisi panjang, jauh, dan luas
tetapi
lebih kecil daripada ELS. Dengan tujuan menggambarkan adegan kolosal atau obyek yang banyak.
c. Long shot (LS)
Merupakan
teknik yang memperlihatkan komposisi obyek secara total, dari ujung kepala hingga ujung kaki (bila obyek manusisa).
Dengan tujuan memperkenalkan tokoh secara lengkap dengan setting latarnya
yang menggambarkan obyek berada. Biasanya gambar ini digunakan pada sebagai opening
shot (biasanya zoom in hingga ke medium shot untuk
menggambarkan wajah tokoh yang bersangkutan lebih detail).
d. Medium long shot (MLS)
Gambar
diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu
orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
e. Medium shot (MS)
Ialah
gambar yang memiliki komposisi subjek (manusia) dari tangan hingga ke atas kepala sehingga penonton dapat melihat jelas
ekspresi dan emosi yang meliputinya. Gambar ini sering dilakukan untuk master
shot pada saat moment interview.
f. Medium close up (MCU)
Adalah
komposisi gambar yang memperlihatkan setengah porsi
subjek dengan latar yang masih bisa
dinikmati sehingga memberikan kesatuan antara komposisi subjek dengan latar.
g. Close up (CU)
Ialah
komposisi yang memperjelas ukuran gambar contoh pada gambar manusia biasanya antara kepala hingga leher. Hal ini
menunjukan penggambaran emosi atau reaksi terhadap suatu adegan.
h. Big close up (BCU)
Adakah
komposisi yang lebih dalam dari pada CU sehingga bertujuan menampilkan kedalaman pandangan mata, ekspresi kebencian
pada wajah.Tanpa kata-kata, tanpa bahasa tubuh, tanpa intonasi, BCU sudah
mewujudkan semuanya itu.
i. Extreme close up (ECU)
Adalah penggambilan gambar close up secara
mendetail dan berani. Kekuatan ECU ini terletak pada kedekatan dan ketajaman
yang hanya focus pada suatu bagian objek saja.
3.
Gerakan kamera dalam pengambilan gambar
Untuk menciptakan gambar yang dinamis
dan dramatis, kita perlu mengenal macam-macam gerakan kamera, antara lain
panning, zooming, tilting, follow.
a. Panning
Dalam
teknik ini, kamera digeser secara horizontal mengikuti urutan objek, baik ke
kiri atau ke kanan. Jika kamera di geser
ke kiri disebut pan left, sementara jika digeser ke kanan disebut pan right.
Waktu standar untuk melakukan panning berkisar antara 3 sampai 5 detik.
b. Tilting
Dalam teknik ini, objek diambil dengan memperlihatkan sosok dari bawah
kemudian bergeser sedikit demi sedikit ke atas (titling up), atau sebaliknya
(titling down). Dengan cara ini, penonton disuguhi gambaran sosok secara
perlahan sehingga menimbulkan penasaran.
Dalam
teknik ini, objek diambil dengan memperlihatkan sosok dari bawah kemudian bergeser sedikit demi sedikit ke atas (titling
up), atau sebaliknya (titling down). Dengan cara ini, penonton disuguhi
gambaran sosok secara perlahan sehingga menimbulkan penasaran.
c. Zooming
Dalam
teknik ini secara fisik kamera memang tidak bergerak, yang digunakan adalah tombol zooming pada kamera. Jika tombol
zooming ditekan ke belakang, objek akan terlihat menjauh (zoom out), sementara
jika tombol zooming ditekan ke depan, objek atan terlihat mendekat (zoom in).
d. Dolly
Dalam
teknik ini, juru kamera akan menggunakan dolly (seti tiga beroda yang diletakkan
di bawah kaki-kaki tripod). Pengambilan
gambar dengan teknik dolly ini ada dua, jika kamera dengan dolly digerakkan
mendekati objek
e. Follow
Adalah
gerakan kamera mengikuti objeknya. Sehingga gambar yang dihasilkan lebih berfariasi,
agar gambar tak terlalu shaking dianjurkan menggunakan dolly trac. Terdapat
beberapa tekniklain yang tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan,
ukurangambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain
seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan
menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
1)
Backlight Shot
Efek yang terjadi adalah objek terlihat tidak
jelas, sementara background tampak terang benderang. Semakin terang cahaya
background, maka semakin gelap objek
2)
Reflection
Dalam teknik ini,
juru kamera tidak membidik objek langsung ke sasaran, tetapi justru ke
benda-benda yang mengandung bayangan (refleksi) atau pantulan objek.
3)
Reflection Shot
Dalam teknik ini,
pengambilan gambar dilakukan dengan membuka sebuah pintu sedikit demi sedikit
kemudia melongok ke dalamnya. Seolah juru kamera mengintip tapi melalui pintu
yang sedikit terbuka. iasanya teknik
4) Artificial Framing Shot
Dalam teknik ini, juru kamera menempatkan benda-benda di depan kamera
sehingga efek yang muncul adalah
keindahan karena kamera tidak langsung membidik objek, tetapi terhalangi oleh
benda yang menjadi foreground.
5) Jaws Shot
Dalam pengambilan gambar, biasanya objek tahu jika gambarnya akan
dishot.Tapi dalam teknik ini justru seolah-olah
objek tidak tahu sehingga ketika kamera menyorot ke arahnya dia terlihat kaget,
tapi dalam situasi yang dramatik.
6) Framing with Background
Dalam teknik ini, fokus tetap di depan, tapi
latar belakangnya dimunculkan untuk
memberi kesan lain terhadap objek tujuan. Objek berada dalam kondisi
yang benar-benar tegas dan tajam, sementara background dibiarkan buram karena
tidak ada kaitannya dengan objek.
7)
Tripod Transition
Pada teknik ini, posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari
objek satu ke objek lain secara cepat.
8)
Artificial Hairligh
Pada efek ini, rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga
menimbulkan efek bersinar. Selain untuk
menambah penampilan, teknik ini juga unruk memberi batas antara objek dengan
background sehingga tampak lebih terpisah antara objek dan latar belakangnya.
9)
Fast Road Effect
Teknik pengambilan5gambar ini
memperlihatkan juru kamera berada di dalam kendaraan yang sedang melaju kencang. Kean yang
ditimbulkan adalah pemandangan jalan yang bergerak begitu cepat memperlihatkan
efek kecepatan mobil obyek.
10) Walking Shot
Teknik
ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang
berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu
11) Over Shoulder
Pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya
terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa
objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakapcakap
12) Profil
Shot: jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari
samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua
memperlihatkan orang kedua.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar