Rabu, 05 April 2017

31Resume
Resumerrrrrr
Resume :   Modul F KP 3
 Teknik Pengambilan Gambar Bergerak
1.    Sudut pengambilan gambar (camera angle)
Sudut kamera di bagi menjadi 3 jenis yaitu sudut kamera obyektif, subyektif dan point of view.
a. Sudut kamera obyektif
    Adalah kamera dari sudut pandang penonton outsider, tidak dari sudut
    pandang pemain tertentu. Angle kamera obyektif tidak mewakili siapapun.
    Penonton tidak dilibatkan, dan pemain tidak merasa ada kamera, tidak
    merasa ada yang melihat.
   - Bird eye view
             Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera   berada di    atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
                - High angle
                 Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi   terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
                - Low angle
                 Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek
                 jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai   agung/prominance, berwibawa, kuat, dominan
              - Eye level
                Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya    memperlihatkan  tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
             - Frog eye
  Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan   alas/dasar      kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
 b. Sudut. kamera subyektif
                 Kamera dari sudut pandang penonton yang dilibatkan, misalnya melihat ke penonton. Atau dari sudut pandang pemain lain, misalnya film horor.
       Angle kamera subyektif dilakukan dengan beberapa cara:
               - Kamera berlaku sebagai mata penonton untuk menempatkan mereka    dalam  adegan, sehingga dapat menimbulkan efek dramatik
                  - Kamera berganti-ganti tempat dengan seseorang yang berada dalam    gambar. Penonton dapat menyaksikan suatu hal atau kejadian melalui mata pemain tertentu.
      - Kamera bertindak sebagai mata dari penonton yang tidak kelihatan. Seperti presenter yang menyapa pemirsa dengan memandang langsung ke kamera. Relasi pribadi dengan penonton bisa dibangun dengan cara seperti ini.
 c. Sudut kamera point of view
     Yaitu suatu gabungan antara obyektif dan subyektif. Angle kamera p.o.v  diambil  sedekat   shot obyektif dalam kemampuan meng-approach sebuah shot subyektif, dan tetap obyektif. Kamera ditempatkan pada sisi pemain subyektif, sehingga memberi kesan penonton beradu pipi dengan pemain yang di luar layar.

2.    Bidang pandang pengambilan gambar (frame size)

Dalam mengatur komposisi, seorang kameramen harus mempertimbangkan di
mana dia harus menempatkan obyek yang diharapkan akan menjadi POI (Point of Interest atau obyek utama yang menjadi pusat perhatian) dan seberapa besar ukurannya dalam frame. Kesimpulannya komposisi shot atau biasa disebut dengan shot size adalah pengukuran sebuah gambar yang ditentukan berdasarkan objek, pengaturan besar dan posisi objek dalam frame (bingkai),dan posisi kamera yang diinginkan. Terdapat beberapa shot dasar yang sering digunakan dalam pengambilan gambar, antara lain :
a. Extreme long shot (ELS) Gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan  objek lagi tetapi latar belakangnya.
b. Very Long shot (VLS)
    Gambar dengan teknik VLS ini mempunyai komposisi panjang, jauh, dan luas
    tetapi lebih kecil daripada ELS. Dengan tujuan menggambarkan adegan kolosal atau  obyek yang banyak.
c. Long shot (LS)
  Merupakan teknik yang memperlihatkan komposisi obyek secara total, dari ujung kepala   hingga ujung kaki (bila obyek manusisa). Dengan tujuan memperkenalkan tokoh secara lengkap dengan setting latarnya yang menggambarkan obyek berada. Biasanya gambar ini digunakan pada sebagai opening shot (biasanya zoom in hingga ke medium shot untuk
    menggambarkan wajah tokoh yang bersangkutan lebih detail).
d. Medium long shot (MLS)
    Gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka   seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
e. Medium shot (MS)
    Ialah gambar yang memiliki komposisi subjek (manusia) dari tangan hingga ke atas   kepala sehingga penonton dapat melihat jelas ekspresi dan emosi yang meliputinya. Gambar ini sering dilakukan untuk master shot pada saat moment interview.
f.  Medium close up (MCU)
    Adalah komposisi gambar yang memperlihatkan setengah porsi subjek dengan latar yang   masih bisa dinikmati sehingga memberikan kesatuan antara komposisi subjek dengan latar.
g. Close up (CU)
Ialah komposisi yang memperjelas ukuran gambar contoh pada gambar manusia   biasanya antara kepala hingga leher. Hal ini menunjukan penggambaran emosi atau reaksi terhadap suatu adegan.
h. Big close up (BCU)
    Adakah komposisi yang lebih dalam dari pada CU sehingga bertujuan menampilkan  kedalaman pandangan mata, ekspresi kebencian pada wajah.Tanpa kata-kata, tanpa bahasa tubuh, tanpa intonasi, BCU sudah mewujudkan semuanya itu.
 i. Extreme close up (ECU)
    Adalah penggambilan gambar close up secara mendetail dan berani. Kekuatan ECU ini terletak pada kedekatan dan ketajaman yang hanya focus pada suatu bagian objek saja.




3.    Gerakan kamera dalam pengambilan gambar

Untuk menciptakan gambar yang dinamis dan dramatis, kita perlu mengenal macam-macam gerakan kamera, antara lain panning, zooming, tilting, follow.

a. Panning
    Dalam teknik ini, kamera digeser secara horizontal mengikuti urutan objek, baik ke kiri  atau ke kanan. Jika kamera di geser ke kiri disebut pan left, sementara jika digeser ke kanan disebut pan right. Waktu standar untuk melakukan panning berkisar antara 3 sampai 5 detik.
b. Tilting
     Dalam teknik ini, objek diambil dengan memperlihatkan sosok dari bawah kemudian bergeser sedikit demi sedikit ke atas (titling up), atau sebaliknya (titling down). Dengan cara ini, penonton disuguhi gambaran sosok secara perlahan sehingga menimbulkan penasaran.
Dalam teknik ini, objek diambil dengan memperlihatkan sosok dari bawah kemudian   bergeser sedikit demi sedikit ke atas (titling up), atau sebaliknya (titling down). Dengan cara ini, penonton disuguhi gambaran sosok secara perlahan sehingga menimbulkan penasaran.
c. Zooming
    Dalam teknik ini secara fisik kamera memang tidak bergerak, yang digunakan adalah  tombol zooming pada kamera. Jika tombol zooming ditekan ke belakang, objek akan terlihat menjauh (zoom out), sementara jika tombol zooming ditekan ke depan, objek atan terlihat mendekat (zoom in).
d. Dolly
    Dalam teknik ini, juru kamera akan menggunakan dolly (seti tiga beroda yang diletakkan   di bawah kaki-kaki tripod). Pengambilan gambar dengan teknik dolly ini ada dua, jika kamera dengan dolly digerakkan mendekati objek
e. Follow
    Adalah gerakan kamera mengikuti objeknya. Sehingga gambar yang dihasilkan lebih berfariasi, agar gambar tak terlalu shaking dianjurkan menggunakan dolly trac. Terdapat beberapa tekniklain yang tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukurangambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
1)    Backlight Shot
Efek yang terjadi adalah objek terlihat tidak jelas, sementara background tampak terang benderang. Semakin terang cahaya background, maka semakin gelap objek
2)    Reflection
Dalam teknik ini, juru kamera tidak membidik objek langsung ke sasaran, tetapi justru ke benda-benda yang mengandung bayangan (refleksi) atau pantulan objek.
3)    Reflection Shot
Dalam teknik ini, pengambilan gambar dilakukan dengan membuka sebuah pintu sedikit demi sedikit kemudia melongok ke dalamnya. Seolah juru kamera mengintip tapi melalui pintu yang sedikit terbuka. iasanya teknik
     4) Artificial Framing Shot
         Dalam teknik ini, juru kamera menempatkan benda-benda di depan kamera sehingga    efek yang muncul adalah keindahan karena kamera tidak langsung membidik objek, tetapi terhalangi oleh benda yang menjadi foreground.

     5) Jaws Shot
         Dalam pengambilan gambar, biasanya objek tahu jika gambarnya akan dishot.Tapi    dalam teknik ini justru seolah-olah objek tidak tahu sehingga ketika kamera menyorot ke arahnya dia terlihat kaget, tapi dalam situasi yang dramatik.
     6)  Framing with Background
          Dalam teknik ini, fokus tetap di depan, tapi latar belakangnya dimunculkan untuk   memberi kesan lain terhadap objek tujuan. Objek berada dalam kondisi yang benar-benar tegas dan tajam, sementara background dibiarkan buram karena tidak ada kaitannya dengan objek.
7) Tripod Transition
     Pada teknik ini, posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek   lain secara cepat.
8) Artificial Hairligh
    Pada efek ini, rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga menimbulkan efek  bersinar. Selain untuk menambah penampilan, teknik ini juga unruk memberi batas antara objek dengan background sehingga tampak lebih terpisah antara objek dan latar belakangnya.
9) Fast Road Effect
    Teknik pengambilan5gambar ini memperlihatkan juru kamera berada di dalam kendaraan  yang sedang melaju kencang. Kean yang ditimbulkan adalah pemandangan jalan yang bergerak begitu cepat memperlihatkan efek kecepatan mobil obyek.
10) Walking Shot
  Teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya   digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu
11) Over Shoulder
     Pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakapcakap
12)  Profil Shot: jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya  dari  samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RESUME MODUL G KP 9 PRODUKSI FILM PENDEK Oleh Nurhayati Laneto 1. Produksi Film Pendek Proses membuat film berarti mempertemuka...